DAMPAK KEHIDUPAN ALAM SEKITAR
BANDARA KNIA
KAMPUNG KUNYIT DESA TUMPATANIBUNG
DUSUN I KEC. BATANG KUIS
KELOMPOK V
ANNISA ZUHRA
AMAS ARIANSYAH HARAHAP
HARI SAKTI
KHAIRUL AZMI
MOMI RIZKIA
M. RIANT SENTOSA LUBIS
AMAS ARIANSYAH HARAHAP
HARI SAKTI
KHAIRUL AZMI
MOMI RIZKIA
M. RIANT SENTOSA LUBIS
KEADAAN ALAM SEKITAR KNIA SEBELUM
DAN SESUDAH ADANYA BANDARA KNIA
Bandara Kuala Namu Internasional Airport
(KNIA) adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak 39 km dari kota
Medan. Lokasi bandara ini merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan
Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Beringin, Deli Serdang, Sumatera
Utara. Semenjak dibuka pada 25 Juli 2013 bandara ini berhasil menjadikan daerah
sekitar mengalami kemajuan secara berangsur-angsur seperti Kampung Kunyit Desa
Tumpatanibung Dusun I Kec. Batang Kuis yang berhasil kami observasi pada 20
April 2015 bersama Bapak Saminuddin (48 tahun) salah satu warga yang sudah
berdomisili 20 tahun di kampung tersebut.
Berikut informasi yang kami terima dari hasil
wawancara bersama narasumber
Reporter: Apakah iya sebelum bandara KNIA dibangun daerah ini
adalah areal perkebunan?
Narasumber: Iya. Sebagian daerah disini adalah areal perkebunan PT
PN (Perkebunan Nusantar) II, sekarang juga masih areal PT PN II namun sebagian
juga tanah milik masyarakat.
Reporter: Apakah perbedaan sebelum dan sesudah adanya bandara
KNIA?
Narasumber: Sebelum adanya bandara KNIA khususnya desa tumpatanibung
kampung kunyit udara terasa lebih segar daripada sekarang ini. Kami pun tak
pernah mendengar suara bising dari pesawat seperti sekarang ini yang selalu
lalu lalang datang dan pergi.
Reporter: Apakah efek terhadap alam setelah adanya bandara KNIA?
Narasumber: Hingga saat ini belum terlihat efek atau dampak
terhadap alam atau lingkungan di sekitar kampung kami setelah adanya bandara
KNIA.
Reporter: Apakah disini dulunya banyak pohon?
Narasumber: Iya, dulunya disini banyak pohon dikarenakan dulunya
areal perkebunan PT PN II. Dengan adanya bandara ini terjadi sedikit perubahan yaitu
sebagian pohon di tebang karena untuk membangun akses bandara, tapi pihak
bandara sudah melakukan upaya ganti rugi dalam bentuk uang.
Reporter: Apakah tidak ada ganti rugi dalam bentuk reboisasi?
Narasumber:Sampai saat ini belum ada.
Reporter: Bapak pribadi apakah ingin direalisasikan penanaman
pohon kembali?
Narasumber: Kami sebagai masyarakat sekitar bandara KNIA sangat
menginginkan adanya penanaman kembali pohon-pohon di sekitar kampung kunyit
desa tumpatanibung agar alam sekitar kampung kami tetap hijau dan asri. Hingga
saat ini belum ada terlihat bantuan berupa bibit pohon untuk di tanam kembali
yang diberikan pihak bandara untuk masyarakat sekitar bandara khususnya kampung
kami.
Reporter: Apakah dampak positif dari keberadaan bandara KNIA
kepada masyarakat?
Narasumber: Dampak baik bagi masyarakat khususnya warga kampung
kami merasakan manfaatnya seperti adanya jalan lintas bandara KNIA, mempermudah
masyarakat menuju bandara dan yang paling kami rasakan adalah harga-harga tanah
yang meningkat drastis sampai lebih dari 100 % khususnya di kampung kami.
Reporter: Apakah ada upaya dari pihak bandara memberi sesuatu
kepada kampung kunyit desa tumpatanibung?
Narasumber: Ada. Tetapi belum banyak, perkiraan sekitar 30 %. Bantuan berupa pembangunan madrasah.
Reporter: Apakah pekerjaan penduduk sebelum dan sesudah adanya
bandara KNIA?
Narasumber: Pekerjaan penduduk sebelum adanya bandara KNIA sebagian
besar mocok-mocok, ada juga yang pegawai. Namun setelah adanya bandara KNIA
sebagian masyarakat beralih profesi menjadi pekerja di bandara.
Reporter: Menurut bapak, dengan adanya bandara KNIA apakah banyak
keuntungan atau kerugian khususnya kampung kunyit desa tumpatanibung?
Narasumber: Bagi masyarakat khususnya desa
kami banyak mendapat keuntungan dari segi pertolongan tenaga kerja dan akses
jalan. Kami berharap akan ada bantuan lain yang akan menyusul bagi daerah
sekitar bandara khususnya kampung kunyit desa tumpatanibung.